Pagelaran Wayang Orang Sang Sukrasana dipersembahkan oleh Laskar Indonesia Pusaka sebagai bentuk perayaan Hari Wayang Nasional yang bertepatan di tanggal 7 November. Sang Sukrasana digelar pada tanggal 17 November 2019 di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki. Wayang Sukrasana merupakan wayang asli dari Indonesia. Sukrasana adalah tokoh wayang bukan dari Mahabharata atau Ramayana. Cerita klasik Sukrasana dan sang kakak, Sumantri terjadi jauh sebelum adanya Mahabharata yang konon saat para dewa-dewi masih hidup berdampingan dengan manusia.
Pagelaran ini diikuti oleh berbagai profesi seperti dari TNI, Polri, pemain wayang orang yang professional hingga politisi. Bapak Jaya Suprana selaku pengagas ide wayang orang kali ini ingin mengangkat kisah kesetiaan yang dikhianati terinspirasi dari situasi negara yang sedang dirundung kemelut perebutan kekuasaan tetapi melalaikan kepentingan rakyat kecil yang justru sewajibnya disejahterakan. Rakyat kecil memiliki kesaktian yang luar biasa dapat memicu perubahan di dalam bangsa ini jika tidak dikhianati oleh ambisi semata.. Diketuai oleh Bapak Letjen TNI Dodik Wijanarko pagelaran ini sebelumya sudah menggelar konferensi pers yang diadakan di Galeri Indonesia Kaya p[ada tanggal 31 Oktober 2019 lalu.
“SANG SUKRASANA” merupakan persembahan untuk negara yang digarap oleh lintas generasi di bulan wayang nasional. Memadupadankan karya visual modern dari anak-anak bangsa dengan pakem budaya Jawa klasik yang berbudi luhur. Pagelaran Sukrasana kali ini dikemas dengan sangat modern menggunakan multimedia yang sangat modern karya dari Ivan Reyhan. Visual dibuat menjadi tiga dimensi sehingga penonton dapat melihatnya seolah-olah tampak seperti sungguhan.
Pagelaran Wayang Orang kali ini diikuti oleh beberapa aktor Indonesia. Lukman Sardi berperan sebagai Sukrasana, Maudy Koesnaedi berperan sebagai Dewi Citranglengeni istri dari Harjuna Sasrabahu, Asmara Abigail sebagai Dewi Citrawati putri kerajaan Magada. Selain itu Ruth Marini menampilkan aksinya sebagai raksasa penguasa hutan dan aksi lucu dari Inayah Wahid dan Tina Toon yang juga hadir sebagai istri dari Togog dan Bilung abdi dari Sumantri. Pemeran Sumantri dimainkan oleh Bapak Ali Marsudi yang merupakan pemain wayang orang professional.
Pagelaran ini diawali oleh adegan dimana Sukrasana tiba-tiba datang dan mengejutkan semua putri kerajaan yang berakhir gaduh dan kacau. Dibuat dengan alur maju dan mundur kisah ini menceritakan bagaimana kisah Sukrasana dan Sumantri tumbuh bersama sebagai kakak beradik yang saling mencintai. Dengan kesaktiannya yang didapat dari Batara Indra, Sukrasana selalu membantu kakanya Sumantri dalam situasi apapun hingga Sumantri berhasil mendapatkan cita-citanya. Pengabdian itu dikhianati ketika Sumantri meminta Sukrasana untuk meninggalkan Taman Sriwedari secepatnya agar ia tidak malu. Sukrasana dengan cinta dan pengabdiannya kepada Sumantri mati terbunuh oleh panah Sumantri sendiri yang tidak sengaja melesat ke tubuhnya. Pagelaran berakhir dengan riuh tepuk tangan penonton yang terkagum dengan alur cerita dan juga visual yang diberikan.
Ditutup dengan foto bersama dan pemberian bunga kepada para pemain dan panitia, pagelaran ini berjalan sukses dan meriah. Terimakasih kepada semua yang berpartisipasi dalam acara ini semoga kita berjumpa lagi di pagelaran seni berikutnya. Salam budaya!
suasana di taman sriwedari
sukrasana kecil bersama sumantri kecil sedang bermain
sukrasana dilatih oleh Betari Pertiwi
perjalanan Sumantri ke kerajaan Mahespati
Permintaan Harjuna Sasrabahu kepada Sumantri
Permaisuri Magada dan Dewi Citrawati
kekalahan sumantri melawan Harjuna Sasarbahu
sukrasana mati ditangan kakanya sumantri
Ucapan terimakasih setelah usai pagelaran yang diberikan olehBapak Moeldoko